Perkembangan Ilmu Rekayasa Geoteknik

PERKEMBANGAN ILMU REKAYASA GEOTEKNIK

Secara historis, manusia telah menggunakan tanah dan batuan sebagai bahan untuk pengendalian banjir, irigasi, tempat pemakaman membangun fondasi, dan bahan konstruksi untuk bangunan. Kegiatan pertama manusia dalam menggunakan tanah dan batuan, yaitu terkait dengan irigasi dan pengendalian banjir. Hal ini dibuktikan dengan adanya jejak tanggul, bendungan, dan kanal yang berasal setidaknya sejak tahun 2000 SM yang ditemukan di Mesir kuno, Mesopo tamia, serta sekitar permukiman awal Mohenjo Daro dan Harappa di lembah Indus (Kerisel, 1985)

Hingga pertengahan tahun 1700-an manusia belum menggunakan ilmu rekayasa geoteknik dalam kegiatan konstruksi karena tidak ada dasar teoretis untuk ilmu tersebut. Disiplin tersebut lebih merupakan seni daripada ilmu karena hanya mengandalkan pengalaman masa lalu. Ilmu rekayasa geoteknik sendiri baru mulai berkembang pada awal abad ke-18 (Das, 2002).

Salah satu contoh terkenal dari masalah yang berhubungan dengan daya dukung tanah (soil bearing capacity) adalah konstruksi Menara Pisa yang kemudian menjadi miring. Kejadian ini mendorong para ilmuwan untuk mulai mengambil pendekatan yang mulai berbasis ilmiah untuk meneliti komposisi dan perilaku dari suatu material

Kemajuan paling awal terjadi dalam pengembangan teori tekanan tanah untuk pembangunan dinding penahan. Henri Gautier, French Royal Engineer, menemukan adanya "kemiringan alami dari tanah yang berbeda pada tahun 1717. Kemiringan alami tersebut kemudian dikenal dengan nama angle of repose (Das, 2002).

Prinsip-prinsip mekanika untuk tanah ditemukan ketika Charles Augustin Coulomb (1776) mengembangkan teori mengenai tekanan tanah aktif dan pasif terhadap suatu dinding penahan. Dengan meng gunakan teori tentang gesekan serta kohesi untuk menentukan bidang gelincir yang berada di balik dinding penahan, Coulomb menentukan kriteria runtuhan (failure criterion) untuk tanah. Teori tersebut kemudian berkembang dengan menggabungkan teori Coulomb dengan kondisi tegangan 2D Christian Otto Mohr sehingga teon ini lebih dikenal sebagai Teori Mohr Coulomb. Teori Mohr Coulomb masih digunakan dalam praktik sampai saat ini (O'Kelly dkk, 2009).

Rekayasa geoteknik modern dikatakan telah dimulai pada tahun 1925 dengan terbitnya Erdbaumechanik auf Bodenphysikalischer Grundlage karya Karl Terzaghi (seorang insinyur sipil dan geologi). Terzaghi dianggap oleh banyak orang sebagai bapak dari mekanika tanah modern dan rekayasa geoteknik Terzaghi mengembangkan prinsip tegangan efektif dan menunjukkan bahwa kekuatan geser tanah dikendalikan oleh tegangan efektifnya (Terzaghi, 1925).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Nasabah Bijak Melawan Soceng